Pengantar
Seorang pembaca mempunyai masalah dengan instalasi camera dengan menggunakan access point di tiga lokasi. Masalah yang dihadapi adalah gambar membeku (freeze)
di semua camera yang berjarak 1 dan 2 kilometer dari titik pusat. Waktu
itu kami menyarankan agar mengganti topologi dari yang semula point-to-multipoint menjadi topologi point-to-point.
Namun, hingga kini belum terdengar lagi kabar beritanya, sehingga kami
menyadari bahwa saran kami di atas terkesan "terlalu pagi". Seiring
dengan berjalannya waktu, kamipun mendapat tugas untuk memeragakan
access point di salah satu client di ibukota. Bak gayung bersambut, maka
pada bahasan kami selanjutnya, insya Allah kami akan menuliskan
beberapa point penting untuk anda sekaligus menjawab pertanyaan pembaca
kami tadi: mengapa sinyal video pada access point suka putus nyambung
alias gambarnya jadi membeku? With our deep respect to all access point geeks, perkenankanlah kami mengulas persoalan ini dari 3 sisi saja, yaitu:
1. Sisi topologi.
2. Sisi kualitas Radio Link berikut analisanya.
3. Sisi bandwidth atau istilah lain yang berkaitan dengannya.
Terlepas dari merk access point dan camera CCTV yang dipakai, kami
berpendapat apabila ketiga aspek tadi memenuhi syarat, maka secara
teknis seharusnya masalah tersebut tidak terjadi. Nah, bagaimanakah
penjelasan detailnya?
Baiklah kita mulai bahasan kita. Boleh jadi kami
terlalu dini dalam menyarankan pembaca tadi, mengingat tidak selamanya
topologi
point-to-multipoint menghasilkan gambar yang putus. Buktinya, saat kami memeragakan 4 (empat) camera access point secara
point-to-multipoint,
kesemua camera bekerja dengan baik tanpa putus. Padahal yang
diperagakan adalah camera speed dome dari merk terkenal. Fungsi pan,
tilt, zoom, bahkan object tracking semuanya bekerja dengan sempurna via
access point. Bisa jadi pembaca berkata: "Itu kan jarak dekat..!" Ya,
justru di sinilah point penting bahasan kami. Jadi, dalam hal ini
bukan topologinya yang salah, sehingga menyebabkan sinyal video menjadi putus. Ada faktor lain lagi yang perlu pula diperhatikan.
Sebelumnya, bagi pembaca yang ingin memperdalam aspek ini, kami akan
ulas sedikit mengenai apa itu topologi. Sederhananya, topologi adalah
cara menyusun peralatan agar bisa saling berkomunikasi satu sama lain.
Sepanjang kami ketahui, dalam access point paling tidak kita perlu
mengenal 3 jenis topologi dasar di bawah ini, yaitu:
Penjelasan dari masing-masing topologi adalah sebagai berikut:
1. Point To Point (P2P atau
PtP)
Ini adalah topologi paling mendasar dalam access point dimana dua
stasiun saling berkomunikasi satu sama lain secara dua arah. Katakanlah
lokasi A adalah camera yang dilengkapi dengan access point (outdoor),
sedangkan P adalah pusat pengendali. Di sini berlaku hubungan AP -
Client, yaitu titik A sebagai Client dan P sebagai AP (Access Point).
2. Point To Multipoint (PtMP)
Katakanlah sekarang kita ingin memasang camera di tiga lokasi berjauhan,
misalkan lokasi A, B dan C. Kesemuanya akan dilihat oleh ruang pengawas
(control) di satu titik, yaitu P. Maka, topologi yang diperlukan adalah
Point To Multipoint. Namun, dalam konteks
access point bisa saja letak ketiga camera tersebut relatif berada dalam satu arah mata angin, seperti pada
Point to Multipoint 1 atau
salah satunya membelakangi ruang pengawas (seperti Point to Multipoint
2). Perbedaan posisi seperti ini nantinya akan memengaruhi pemilihan
jenis antenna di masing-masing lokasi, bahkan bisa memengaruhi pula
topologi itu sendiri apabila jaraknya cukup jauh. Artinya, bisa saja
koneksi dari C ke P malah memakai topologi
Point to Point. Jadi, titik C bukan merupakan bagian dari Multipoint A dan B lagi, melainkan sudah
Point to Point sendiri ke P.
3. Gabungan antara Point To Multipoint dengan Point To Point
Misalkan dikehendaki 3 titik camera di beberapa titik bisa di-
access dari jarak jauh, maka kita bisa memakai topologi ini. Di sini, 3 camera seolah-olah
diparkir
dulu pada access point P yang bisa ditaruh di tiang atau menara
(tower). Kemudian dari sana dibuatlah koneksi baru dengan sepasang
access point lagi yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke stasiun
pusat. Oleh sebab itu, koneksi baru ini disebut dengan istilah
Point to Point Bridge atau cukup disebut dengan
Bridge saja.